Sumber @dakita kediri
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri menyatakan jumlah penderita penyakit TBS di Kota Kediri tergolong tinggi. Hingga bulan Juni lalu, jumlah penderita penyakit tersebut mencapai 192 orang.
Akibat tingginya angka penderita tersebut, Dinkes Kota Kediri membentuk petugas Pemantau Minum Obat (PMO). Menurut Dinkes, dari sejumlah penderita yang ditangani oleh petugas kesehatan, mayoritas tidak disiplin mengkonsumsi obat yang telah diberikan oleh petugas kesehatan.
�Akibat yang terjadi karena mereka tidak disiplin dalam minum obat, jumlah penderita semakin bertambah. Disamping penyakit tersebut bisa menular, obat yang dikonsumsi tidak teratur menyebabkan Mycobacteri Tuberculosis semakin imun (kebal). �jelas dr Fauzan Adhima, Sekretaris Dinkes Kota Kediri. Kamis, (11/10)
Langkah yang dilakukan oleh Dinkes Kota Kediri tersebut sebagai upaya yang dirasa efektif untuk mencegah berkembangnya penderita TBC. Para petugas PMO yang dibentuk oleh Dinkes diambilkan dari keluarga penderita sendiri. Mereka orang-orang yang selalu mengawasi penderita untuk disiplin minum obat sesuai petunjuk dokter. Banyak penderita penyakit yang menyerang sistem pernafasan ini karena merasa sudah sembuh.
Dinkes menyatakan, jumlah penderita TBC di Kota Kediri yang mencapai ratusan orang tersebut masuk kategori positif mengidap TBC. Setelah dilakukan tes dan ditemukan adanya bakteri penyebab TBC bersarang ditubuhnya. Para penderita TBC harus menjalani perawatan dengan minum obat selama enam bulan berturut-turut.
Menurut dr Fauzan Adhima, jika penderita TBC berhenti minum obat sebelum habis batas waktunya, maka akan terjadi multy drug resistance (MDR) atau kekebalan terhadap seluruh jenis obat pembasmi bakteri tuberculosis. �Jika sudah terjadi MDR, kami sudah tidak lagi mampu menanganinya. Sebab diperlukan perawatan khusus dan peralatan untuk menangani hal tersebut.
0 comments:
Post a Comment